Minggu, 21 Juni 2009

Makanan Enak & Kesehatan




Makan Enak = Tidak Sehat? - Menguak mitos kuliner
Diterbitkan pada 20 July 2008 - 07:42 - Judith

Mungkin semua orang mengira kalau seorang alumni jurusan pangan dan gizi, apalagi lulusan universitas luar negeri, otomatis adalah seorang pakar gizi, berbadan seperti model catwalk dan tentu saja penganut fanatik pola hidup dan makan yang sehat. Belum lagi pertanyaan-pertanyaan seputar kesehatan, pangan, gizi dan diet yang selalu kami terima.

Kenyataannya adalah kebanyakan dari mereka adalah merupakan pelaku “kejahatan” kuliner terbesar. Contohnya adalah saya sendiri. Pengetahuan food science saya “terbatas” hanya pada teori saja. Dalam prakteknya saya jarang menerapkan pola hidup dan pola makan yang sehat, yang banyak tercantum dalam textbook berbahasa Jerman pada masa kuliah dulu. Contoh lainnya? Dosen Human Nutrition and Dietetics kami – yang terhormat Frau Prof. Dr. Maria Hermann – merupakan pecandu nikotin dan kaffein terbesar yang pernah saya temui.

Juga waktu kami memutuskan untuk mengangkat tema makan enak = tidak sehat ini. Pasti semua sudah menanti-nanti penjabaran panjang lebar mengenai diet-diet, larangan dan pantangan yang harus dilakukan untuk dapat hidup sehat seribu tahun lagi. SALAH BESAR Saudara-saudara!

Satu hal yang selalu ditanamkan pada kami para mahasiswa mahasiswi foodscience adalah: EVERYTHING IS ALLOWED BUT NOT OVERACTED. Artinya? Kita diperbolehkan untuk mengkonsumsi apa saja yang kita suka tapi jangan berlebihan dan melampaui porsi yang diijinkan.

Tapi seberapakah porsi yang diijinkan itu? Apakah benar bahaya mengkonsumsi fast food, coklat, kopi, jeroan, lemak, alkohol, dan pantangan-pantangan kuliner lainnya ternyata tidak setinggi yang seperti selama ini digembor-gemborkan? Bagaimanakah caranya menikmati semua hal-hal terlarang yang terasa nikmat tanpa harus merasa takut menerima omelan dari dokter anda setiap kali menjalani general check up tahunan?

• Kabar baik untuk pencinta kopi, anggur (wine) dan coklat.





Bila dikonsumsi dalam porsi yang tepat justru dapat meningkatkan daya tahan tubuh kita. Kopi dan anggur merah (red wine) mengandung zat-zat antioksidant yang juga dapat ditemukan dalam brokoli ataupun tomat. Coklat pekat (dark chocolate) dengan kadar paling sedikit 70% mengandung hormon serotonin yang merangsang otak dan juga antioksidant. Anjuran konsumsi kopi adalah satu cangkir (kurang lebih 250 ml), anggur adalah segelas (kira-kira 150 ml) dan coklat adalah 10-50 gram perharinya.

• Fast food? Sebenarnya hanya sekedar Cheeseburger atau Beefburger tidak akan menambah kadar kolestrol kita.


Yang berbahaya dari Fast Food adalah side dish yang biasanya termasuk dalam Paket Hemat di gerai-gerai Fast Food ternama. Jadi tinggalkan saja kentang gorengnya dan minum orange juice atau air mineral waktu menikmati Fast Food tercinta.

• Khasiat bawang putih sudah sering kita dengar. Menurunkan kolestrol dan tekanan darah tinggi. Oleh sebab itu sebisa mungkin gunakan bawang putih dalam setiap hidangan kita, terutama masakan-masakan dengan bahan yang terkenal berkolestrol tinggi seperti jeroan atau daging kambing. Dan dipanggang rasanya pasti lebih lezat dan tentunya juga mengandung lemak yang lebih sedikit.

• Kepercayaan lain yang salah kaprah adalah konsumsi gula menyebabkan penyakit diabetes. Kita bisa saja mengkonsumsi berkilo-kilo gula tanpa pernah terjangkit diabetes. Yang harus disalahkan adalah bukan gulanya sendiri, melainkan kalori dari gula yang tertimbun serta menjadi lemak sehingga menyebabkan obesitas alias kelebihan berat badan. Dan obesitas inilah yang menyebabkan metabolisme tubuh terganggu asal muasalnya munculnya penyakit diabetes tipe II. Sebenarnya pemanis yang lebih baik dari gula adalah madu. Gula yang dikandung didalama madu tidak akan tertimbun menjadi lemak serta mumpunyai khasiat yang baik untuk kesehatan.



• Banyak orang lebih suka minum susu low fat karena katanya minum susu bikin gemuk. Kenyataannya? 100 ml susu sapi murni (pure milk) mengandung 80% air dan hanya 3 gram lemak. Itu hanya sepersepuluh dari total kadar lemak yang dianjurkan perhari. Selain itu kandungan Vitamin A dan D dalam susu tidak akan dapat diserap oleh tubuh tanpa lemak karena kedua vitamin tersebut hanya bisa larut dengan mengkonsumsi lemak. Selain itu produk-produk susu lainnya seperti joghurt sangat membantu proses untuk pencernaan kita.



• Tanah air kita dikaruniai dengan beragam tanaman obat yang tinggi khasiatnya. Jamu-jamu tradisional terbukti mempunyai efek yang bagus untuk kesehatan serta bebas resiko. Syaratnya: home made. Untuk topik ini akan dibahas lebih lanjut di artikel lainnya.

• Keep The Balance. Bagaimana? Mudah saja. Ibaratnya kita diundang dalam sebuah jamuan makan dengan setumpuk hidangan yang lezat, berkalori dan berkolestrol tinggi. Masa sih kita mau melewatkan sesi makan gratis ini? Rugi dong. Makan saja sepuasnya. Konsekuensinya kita harus menahan diri beberapa hari setelahnya untuk kembali menikmati hidangan lezat. Tidak harus low fat, atau hanya makan sayur-sayuran dan buah mentah seperti kambing. Tapi keseimbangan bisa dicapai hanya dengan mengurangi porsi saja. Atau mungkin melakukan puasa sekali seminggu? Bisa juga menjadi alternatif.

Sebenarnya tidak sulit untuk tetap dapat menikmati hidangan favorit kita. Hilangkan perasaan bersalah dan takut. Masih banyak lagi anggapan-anggapan yang perlu dikupas kebenarannya. Hidup itu terlalu singkat untuk tidak dinikmati. Justru larangan-larangan tersebut hanya mengakibatkan keinginan yang lebih besar lagi yang akhirnya mendorong kita untuk menkonsumsi lebih banyak lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar